Sabtu, 23 November 2013

NIKOTIN DALAM TUBUH



Nikotin adalah senyawa kimia organik kelompok alkaloid yang dihasilkan secara alami pada berbagai macam tumbuhan terutama suku terung-terungan seperti kentang dan tomat. Nikotin berkadar 0,3 – 5,0 % dari berat kering tembakau berasal dari hasil biosintesis di akar dan terakumulasi di daun. Nikotin dapat disintesis dari sebuah asam amino yaitu ornitin.
Nikotin(C10H14N2) merupakan senyawa organik alkaloid, yang umumnya terdiri dari Karbon, Hydrogen, dan Nitrogen. Senyawa kimia alkaloid ini memiliki efek kuat dan bersifat stimulant terhadap tubuh manusia. Konsentrasi Nikotin biasanya sekitar 5% dari per 100 gram berat tembakau. Sebatang rokok biasanya mengandung 8-20 mg Nikotin, walaupun tentu saja, sangat bergantung pada merek rokok tersebut. Jika anda perokok, ketahuilah, tubuh kita menyerap 1mg Nikotin untuk satu batang rokok yang dihisap. Nikotin mempunyai dua sistem cincin nitrogen: satu adalah piridin dan yang lain adalah pirolidon, sehingga dapat dikelompokkan dalam alkaloid piridin maupun pirolidon.

NIKOTIN DALAM TUBUH MANUSIA
Layaknya zat additive lainnya, ada beberapa cara bagi Nikotin untuk terserap dalam tubuh manusia, yaitu melalui:
          1.      Kulit 
          2.    Paru-paru 
          3.    Mucous membranes 
Setelah terserap melalui salah satu cara diatas, Nikotin akan masuk ke dalam system peredaran darah menuju ke otak dan diedarkan ke seluruh system tubuh.
Merokok, atau proses inhalasi, adalah cara yang paling umum dan tercepat bagi Nikotin untuk terserap dalam darah. Paru-paru kita mengandung banyak alveolus. Alveolus adalah semacam kantung kecil, tempat terjadinya pertukaran antara udara kotor dan bersih yang kita hisap. Setelah berada dalam system peredaran darah, Nikotin dengan cepat akan sampai ke otak, dan bereaksi dengan sel-sel otak sehingga terciptalah perasaan nyaman tersebut. Dibutuhkan 5-15 detik setelah setelah hisapan pertama bagi Nikotin untuk bereaksi dalam tubuh (otak) kita. Dalam satu kali merokok, kira-kira 0,031 mg Nikotin yang akan tertinggal dalam tubuh manusia.
Pada awalnya, nikotin menyebabkan tubuh melepaskan adrenalin. Adrenalin menyebabkan denyut jantung dan tekanan darah meningkat serta merangsang tubuh melepaskan insulin. Pelepasan insulin membuat tubuh mengira terdapat kelebihan glukosa dalam darah. Itu sebab, perokok sering melaporkan terjadinya penurunan nafsu makan.
Asap rokok yang dihirup juga memiliki efek negatif pada tubuh: Karbon monoksida pada asap rokok berpotensi merusak paru-paru dan dinding arteri, sehingga meningkatkan potensi serangan jantung, stroke, dan pembekuan darah.
  1. Di dalam organ hati, enzyme yang disebut CYP2A6 akan mencerna sekitar 80% nikotin akan menjadi Kotinin.
  2. Proses metabolisme Nikotin terjadi juga di dalam paru-paru. Disini, Nikotin akan diubah menjadi Kotinin dan Nikotin oksida.
  3. Kotinin dapat dikeluarkan melalui urin. Itulah mengapa, urin seorang perokok akan menimbulkan bau yang sangat tajam. Kotinin memiliki waktu paruh 24 jam. Artinya, 24 jam setelah merokok, zat kotinin dalam tubuh akan tersisa setengahnya.
  4. Nikotin yang tersisa dalam darah, juga akan disaring di dalam ginjal dan akan dikeluarkan melalui urin.
Tingkat metabolisme Nikotin dalam tubuh tiap individu dapat berbeda satu sama lain. Seseorang yang memiliki kelainan pada enzyme CYP2A6, akan membuat organ hati menjadi kurang efektif dalam mencerna Nikotin. Akibatnya, kadar Nikotin dalam darah masih berada pada level yang tinggi. Perokok dengan kelainan fungsi enzyme ini, biasanya merokok lebih sedikit namun merasakan efek Nikotin yang lebih besar dari perokok lain pada umumnya.
 
EFEK DARI NIKOTIN
Nikotin sangat mempengaruhi dan dapat mengubah fungsi otak dan tubuh kita. Nikotin membuat si perokok merasa relaks dan kemudian merasa lebih energik dan bersemangat, atau sebaliknya. Efek ini umum dikenal sebagai biphase effect.
Saat seseorang menghisap sebatang rokok, nikotin akan diserap dalam tubuh (darah), diringi dengan pelepasan Adrenalin dan pemblokade-an hormone insulin. Adrenalin lebih dikenal sebagai hormon “Fight or Flight”. Jika anda mencintai film horror, atau sangat suka dengan roller-coaster, pasti sangat familiar sekali dengan efek Adrenalin ini, yang juga akan anda alami saat merokok :
       -          Detak jantung yang sangat cepat
       -          Meningkatnya tekanan darah
       -          Tarikan nafas yang berat dan cepat

Lantas, apa yang terjadi, saat seorang perokok tiba-tiba berhenti merokok seketika? Saat mengkonsumsi Nikotin, fungsi otak dan tubuh akan berubah, beradaptasi sebagai kompensasi atas adanya efek yang ditimbulkan oleh Nikotin. Sebagai contoh, otak akan beradaptasi, memperbanyak atau mengurangi jumlah sel syaraf reseptor akibat dari adanya Nikotin. Saat berhenti merokok, efek fisiologis ini tetap tertinggal dalam otak. Akibatnya, tubuh (otak) bereaksi dan tidak bisa berfungsi dengan baik selayaknya ketika Nikotin masih berada dalam tubuh. Umumnya, seseorang yang mencoba berhenti mengkonsumsi Nikotin, akan mengalami gejala berikut:
       -          Irritabilitas, biasanya menjadi lebih sensitif dan mudah marah
       -          Mudah cemas dan merasa depresi
       -          Dan tentu saja, kebutuhan yang amat-amat sangat terhadap Nikotin

Permasalahan : mengapa ketika seorang perokok mengkonsumsi nikotin yang terdapat pada rokok, semakin lama dia mengkonsumsi maka semakin banyak nikotin yang dibutuhkannya ? apakah hal yang menyebabkan seseorang tersebut semakin banyak membutuhkan nikotin ? tolong jelaskan !

2 komentar:

  1. Nikotin memiliki efek penenang pada perasaan gugup. Nikotin masuk ke tubuh dan “ditangkap” oleh zat yang berperan sebagai reseptor. Lalu zat ini memberi sinyal ke otak untuk melepas zat dopamine, Pada saat yang sama memiliki beberapa efek anti-depresif, setidaknya dalam jangka pendek, dan itu membuat seseorang merasa lebih nyaman. Seseorang menderita kegugupan atau gejala depresi mungkin merasa bahwa merokok membantu dia melawan gejala mentalnya. Namun, ketika rokok habis dopamine pun hilang.. Inilah yang membuat seseorang kembali merokok,secara bertahap akan ada kebutuhan untuk terus meningkatkan dosis nikotin yang lebih tinggi untuk memberikan efek yang lebih baik lagi, dan jika ada kekurangan nikotin di dalam tubuh, saraf atau perasaan depresif akan muncul lebih besar daripada sebelumnya.

    BalasHapus
  2. Nikotin membuat ketagihan. Itulah sebabnya para perokok ingin terus menghisap tembakau secara rutin karena mereka ketagihan nikotin. Ketagihan tersebut ditandai dengan keinginan yang menggebu untuk selalu mencari dan menggunakan, meskipun mengetahui akan konsekuensi negatif terhadap kesehatan.
    Dari sifat ketergantungan alami yang muncul ditemukan bahwa nikotin mengaktifkan jaringan otak yang menimbulkan perasaan senang, tenang, dan rileks. Sebuah bahan kimia otak termasuk dalam perantara keinginan untuk terus mengkonsumsi, yakni neurotransmiter dopamine, dalam penelitian menunjukkan bahwa nikotin meningkatkan kadar dopamine tersebut. Efek akut dari nikotin dalam beberapa menit menyebabkan perokok melanjutkan dosis secara frekuentif per harinya sebagai usaha mempertahankan efek kesenangan yang timbul dan mempertahankan diri dari efek ketergantungan.

    BalasHapus