Mata kuliah : Kimia Bahan
Alam
Kredit : 2 sks
Dosen : Dr. Syamsurizal, M.Si
WAKTU UJIAN : 3-10 Desember 2013
WAKTU UJIAN : 3-10 Desember 2013
PETUNJUK : Ujian
ini open book. Tapi tidak diizinkan mencontek, bilamana ditemukan, maka anda
dinyatakan GAGAL. Jawaban anda diposting di bolg masing-masing.
- Cari diartikel tentang teknik identifikasi dari suatu senyawa terpenoid. Mengapa dengan reagen tersebut tidak cocok untuk mengidentifikasi golongan lain seperti flavonoid, alkaloid, atau fenolik lain.
- Dengan cara yang sama cari teknik isolasi tentang senyawa terpenoid. Jelaskan dasar ilmiah penggunaan pelarut dan teknik-teknik isolasi dan purifikasi.
- Pelajari cara sintesis suatu terpenoid. Identifikasi sekurang-kurangnya 5 jenis reaksi organik yang terkait dengan biosintesis tersebut. Jelaskan reaksinya.
- Salah satu bioaktivitas terpenoid berhubungan dengan hormon laki-laki dan perempuan (testosteron dan estrogen). Jelaskan gugus fungsi yang mungkin berperan sebagai hormon baik pada testosteron maupun estrogen.
JAWABAN :
1.
Cari di artikel
tentang teknik identifikasi dari suatu senyawa terpenoid. Mengapa dengan reagen
tersebut tidak cocok untuk mengidentifikasi golongan lain seperti flavonoid,
alkalaoid ataupun fenolik lain ? Tuliskan literatur, nama artikel, serta alamat
web.
Terdapat dua cara untuk ekstraksi senyawa terpenoid:
a.
Sokletasi
Suatu sampel serbuk kering
disokletasi dengan menggunakan 5L n-heksana. Kemudian ekstrak n-heksana
tersebut dipekatkan kemudian disabunkan dalam 50mL KOH 10%. Setelah itu ekstrak
n-heksana dikentalkan dan kemudian dilakukan uji fitokimia dan uji aktifitas
bakteri.
b.
Maserasi
Pada metode ini, pelarut yang
digunakan adalah metanol. Ekstrak metanol mula-mula dipekatkan kemudian
dihidrolisis dalam 100mL HCL 4M. Hasil yang didapat dari hidrolisis tersebut
diekstraksi dengan menggunakan 5 x 50mL n-heksana. Ekstrak n-heksana yang
dipekatkan kemudian disabunkan dalam 10ml KOH 10%. Setelah itu ekstrak
n-heksana tersebut dikentalkan dan dilakukan uji fitokimia dan uji aktifitas
bakteri.
Uji
aktifitas bakteri dilakukan dengan cara pembiakan bakteri menggunakan jarum ose
yang dilakukan secara aseptis. Kemudian dimasukkan kedalam tabung yang berisi
2mL Meller-Hinton Broth kemudian diinkubasi bakteri homogen selama 24 jam pada
suhu 35°C. suspensi bakteri homogen yang telah diinkubasi tersebut dioleskan
pada permukaan media Meller-Hinton Broth dengan menggunakan lidi kapas steril
agar merata. Setelah itu tempelkan disk yang berisi sampel, standar tetrasiklin
serta pelarut yang digunakan sebagai kontrol. Kemudian diinkubasi kembali
selama 24 jam pada suhu 35°C. dan dilakukan pengukuran daya hambat zat terhadap
bakteri.
Uji fitokimia dapat dilakukan dengan
menggunakan pereaksi Lieberman-Burchard. Perekasi Lebermann-Burchard merupakan
campuran antara asam setat anhidrat dan asam sulfat pekat. Alasan digunakannya
asam asetat anhidrat adalah untuk membentuk turunan asetil dari
steroid yang akan membentuk turunan asetil didalam kloroform setelah.
Alasan penggunaan kloroform adalah karena golongan senyawa ini paling larut
baik didalam pelarut ini dan yang paling prinsipil adalah tidak mengandung
molekul air. Jika dalam larutan uji terdapat molekul air maka asam asetat
anhidrat akan berubah menjadi asam asetat sebelum reaksi berjalan dan turunan
asetil tidak akan terbentuk.
Suatu pelarut memenuhi beberapa
fungsi dalam reaksi kimia, dimana pelarut dapat melarutkan reaktan dan reagen
agar keduanya bercampur. Hal ini untuk memudahkan penggabungan antara reaktan
dan reagen yang seharusnya terjadi sehingga menghasilkan produk. Pelarut juga
bertindak sebagai kontrol suhu, salah satunya adalah untuk meningkatkan energi
dari tubrukan partikel sehingga partikel-partikel tersebut dapat bereaksi lebih
cepat, atau untuk menyerap panas yang dihasilkan selama reaksi eksotermik.
Pada umumnya pelarut yang baik mempunyai kriteria sebagai
berikut :
1. Pelarut harus tidak reaktif (inert)
terhadap kondisi reaksi.
2. Pelarut harus dapat melarutkan
reaktan dan reagen.
3. Pelarut harus memiliki titik didih
yang tepat.
4. Pelarut harus mudah dihilangkan pada
saat akhir dari reaksi.
Reagen
yang digunakan pada identifikasi terpenoid adalah Liebermann Burchard. Dimana
reagen tersebut tidak dapat digunakan untuk golongan lain seperti flavonoid,
alkalaoid ataupun fenolik lain karena sifat dari suatu reagen adalah dapat
melarutkan reaktan dan reagen sehingga pada akhirnya diperoleh produk. Dimana
reagen Liebermann Burchard hanya dapat melarutkan steroid dan terpenoid
sedangkan untuk golongan lain reagen ini tidak dapat melarutkannya. Jika reagen
tersebut tidak dapat melarutkan antara reaktan dan reagen, maka produk tidak
akan diperoleh.
2. Dengan cara
yang sama carilah teknik isolasi tentang senyawa terpenoid. Jelaskan dasar
ilmiah penggunaan pelarut dan teknik-teknik isolasi dan purivikasi (pemurnian).
Isolasi
terpenoid yg terkandung dalam tanaman jahe (zingiber officinale rosc.)
Terpenoid
merupakan komponen penyusun minyak atsiri. Terpenoid secara luas tersebar di
alam, sebagian besar ditemukan di tumbuhan tingkat tinggi. Terpenoid terdiri
atas beberapa senyawa antara lain minyak atsiri yang tersusun atas
monoterpenoid, seskuiterpenoid yang mudah menguap; Triterpenoid yang sukar
menguap; Triterpenoid dan steroid yang tidak menguap dan pigmen karetonoid.
Jahe
adalah tanaman rimpang yang sangat populer sebagai rempah-rempah dan bahan
obat. Rimpangnya berbentuk jemari yang menggembung di ruas-ruas tengah. Rasa
dominan pedas disebabkan senyawa keton bernama zingeron. Selain zingeron, juga
ada senyawa oleoresin (gingerol, shogaol), senyawa paradol yang turut
menyumbang rasa pedas.
Jahe merupakan rimpang dari tanaman
bernama ilmiah Zingiber Officinale Roscoe. Jahe sering kita temui sehari-hari.
Banyak manfaat yang kita dapat dari penggunaan jahe. Diantaranya sebagai bumbu
masak, pemberi aroma, dan rasa pada roti, kue, biscuit, kembang gula, serta
berbagai minuman (bandrek, sekoteng, dan sirup). Jahe juga dapat digunakan pada
obat tradisional sebagai obat sakit kepala, obat batuk, masuk angin,untuk
mengobati gangguan pada saluran pencernaan, stimulansia, diuretik, rematik,
menghilangkan rasa sakit, obat antimual dan mabuk perjalanan, karminatif
(mengeluarkan gas dari perut), kolera, diare, sakit tenggorokan, difteria,
neuropati, sebagai penawar racun ular dan sebagai obat luar untuk mengobati
gatal digigit serangga, keseleo, bengkak serta memar. Kandungan senyawa dalam
jahe ada 2 golongan senyawa berdasarkan kemudahan menguap, yaitu golongan
senyawa volatil (mudah menguap) dan golongan non-volatil. Senyawa yang
menyebabkan pedas diatas merupakan senyawa non-volatil.
Jika kita menumbuk seruas jahe, maka
akan timbul aroma khas yang kuat, dan jika kita hirup akan memberi suasana
hangat di hidung kita. Aroma khas ini berasal dari minyak atsiri yang
terkandung didalamnya. Minyak astiri merupakan senyawa volatil atau mudah
menguap, sehingga baunya tercium oleh hidung kita. Minyak ini juga menyebabkan
rasa jahe yang khas. Minyak atsiri dalam jahe merupakan gabungan dari senyawa
terpenoid yang terdiri dari senyawa-senyawa seskuiterpena, zingiberena,
bisabolena, sineol, sitral, zingiberal (ada yang menyebut zingiberol, tapi
keduanya adalah senyawa berbeda; zingiberal mengandung gugus aldehid, sedangkan
zingiberol mengandung gugus hidroksida,-OH), felandren (phellandrena),borneol,
sitronellol, geranial, linalool, limonene, kamfena. Minyak atsiri yang
terkandung dalam jahe antara 1 sampai 3 %. Jahe menghambat agregasi platelet
sehingga dapat mencegah serangan jantung dan stroke (Srivastava, et al, 1964).
Pemberian jahe terhadap pasien dengan penyakit arteri koroner menyebabkan
pasien tersebut menghasilkan penurunan dalam agregasi platelet (Bordia, A,
1997). Tingginya kandungan mineral ini dalam jahe membuat jahe cocok sebagai
obat kejang otot, depresi, hipertensi, lemah otot, kebingungan, perubahan
kepribadian, mual, kekurangan koordinasi dan penyakit gastrointestinal.
Tingginya kandungan potassium dalam jahe akan melindungi tubuh dari kedinginan,
kelumpuhan, sterilitas, kelemahan otot, lesu mental, kebingungan, kerusakan
ginjal dan kerusakan hati.
Beberapa hal
yang menjadi dasar pemilihan pelarut yang akan digunakan pada isolasi senyawa
terpenoid, yaitu:
1.
Pelarut yang digunakan untuk proses isolasi dapat memberikan
efektifitas yang tinggi dengan memperhatikan kelarutan senyawa bahan alam
dengan pelarut tersebut.
2.
Untuk mencegah pemilihan pelarut agar tidak salah, sebaiknya
sebelum memilih pelarut kita mengetahui struktur senyawa bahan alam yang akan
diisolasi.
3.
Pelarut yang digunakan sebaiknya bersifat spesifik atau
hanya melarutkan senyawa yang diinginkan dan tidak melarutkan senyawa lain yang
dapat mengganggu proses pemurnian.
4.
Pelarut yang digunakan sebaiknya bersifat mudah dipisaahkan
sehingga tidak kesulitan dalam memperoleh senyawa bahan alam yang murni.
5.
Sebagiknya memperhatikan harga dari pelarut yang akan
digunakan. Hal ini untuk mencegah biaya untuk proses isolasi agar tidak
mengeluarkan biaya yang besar.
Pada umumnya, pelarut yang paling
banyak digunakan dalam proses isolasi senyawa organik bahan alam adalah
metanol. Dimana pelarut metanol tersebut dapat melarutkan seluruh golongan
metabolit sekunder. Adapun untuk flavonoid biasanya menggunakan pelarut metanol
80%, alkaloid menggunakan benzena dan steroid menggunakan dietil eter.
3. Pelajari
cara biosintesis suatu terpenoid. Identifikasilah sekurang-kurangnya 5 jenis
reaksi organik yang terkait dengan biosintesis tersebut dan jelaskan reaksinya
!
Secara
umum biosintesis pada terpenoid terjadi dengan 3 reaksi dasar :
1. Pembentukan
isoprena aktif yang berasal dari asam asetat melalui asam mevalonat. Asam asetat
yang telah diaktifkan oleh koenzim A (Ko-A) melakukan kondensasi jenis Claisen
yang menghasilkan Asetoasetil Ko-A. Kemudian senyawa tersebut melakukan
kondensasi jenis Aldol dengan Asetil Ko-A yang menghasilkan rantai karbon
bercabang seperti yang ditemukan pada asam mevalonat.
2.
Penggabungan kepala
dan ekor dua unit isoprena akan membentuk mono-, seskui-, di-, sester-, dan
poli- terpenoida. Setelah asam mevalonat terbentuk, reaksi-reaksi berikutnya
adalah fosforilasi, eliminasi asam posfat, dan dekarboksilasi yang menghasilkan
Isopentenil Pirofosfat (IPP). Selanjutnya berisomerisasi menjadi Dimetil Alil
Pirofosfat (DMAPP) oleh enzim isomerase. IPP inilah yang bergabung dari kepala
ke ekor dengan DMAPP. Penggabungan ini terjadi karena serangan elektron dari
ikatan rangkap IPP terhadap atom karbon dari DMAPP yang kekurangan elektron
diikuti oleh penyingkiran ion pirofosfat mengasilkan Geranil Pirofosfat (GPP)
yaitu senyawa antara bagi semua senyawa monoterpenoida. Penggabungan
selanjutnya antara satu unit IPP dan GPP dengan mekanisme yang sama
menghasilkan Farnesil Pirofosfat (FPP) yang merupakan senyawa antara bagi semua
senyawa seskuiterpenoida. Senyawa diterpenoida diturunkan dari Geranil –
Geranil Pirofosfat (GGPP) yang berasal dari kondensasi antara satu uni IPP dan
GPP dengan mekanisme yang sama.
3. Penggabungan ekor dan ekor dari unit
C-15 atau unit C-20 menghasilkan triterpenoida dan steroida. Triterpenoida
(C30) dan tetraterpenoida (C40) berasal dari dimerisasi C15 atau C20 dan bukan
dari polimerisasi terus-menerus dari unit C-5. Yang banyak diketahui ialah
dimerisasi FPP menjadi skualena yang merupakan triterpenoida dasar dan sumber
dari triterpenoida lainnya dan steroida. Siklisasi dari skualena menghasilkan
tetrasiklis triterpenoida lanosterol.( Pinder, 1960).
4. Dari persamaan reaksi berikut ini dapat dilihat bahwa pembentukan senyawa-senyawa monoterpen dan senyawa terpenoid berasal dari penggabungan 3,3 dimetil alil pirofosfat dengan isopentenil pirofosfat.
5.
Reaksi
siklisasi skualen 2, 3-epoksida
Pada gambar diatas dapat dilihat
bahwa triterpenoid merupakan senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari 6
isopren. Sehingga modifikasi struktur skualen mempunyai pengaruh dalam
terbentuknya senyawa triterpen.
4.
Salah satu
bioaktifitas terpenoid berhubungan dengan hormon laki-laki dan perempuan. Jelaskan
gugus fungsi yang mungkin berperan sebagai hormon baik pada testosteron maupun
estrogen !
Dalam bioaktifitas terpenoid gugus
yang berperan sebagai hormone baik pada laki-laki maupun perempuan adalah gugus
triterpenoid dan steroid yang memiliki sifat tidak menguap. Sedangkan terpenoid
yang berperan sebagai hormone tidak spesifik adalah seskuiterpenoid.
Estrogen merupakan hormon seks yang
terdapat pada wanita. Estrogen merupakan hormon steroid yang mempunyai kerangka
inti seperti kolesterol dan dibentuk dari 17-ketosteroidnandrostenedion
(prekursornya hormon androgen). Estrogen ternyata terdiri dari tiga jenis,
yaitu 17β-estradiol (E2), estron (E1), dan estriol (E3).
17β-estradiol merupakan hormon yang paling dominan karena paling banyak
terdapat dalam tubuh dan aktivitasnya paling tinggi.
Testosteron adalah hormon steroid
dari kelompok androgen. Steroid adalah senyawa
yang memiliki kerangka dasar triterpena asiklik
dan steroid juga merupakan senyawa organik
lemak sterol
tidak terhidrolisis yang terdapat dihasil reaksi penurunan
dari terpena
atau skualena.
Senyawa yang termasuk turunan steroid, misalnya kolesterol,
ergosterol,
progesteron,
dan estrogen.
Pada umunya steroid berfungsi sebagai hormon.
Steroid mempunyai struktur dasar yang terdiri dari 17 atom karbon
yang membentuk tiga cincin sikloheksana
dan satu cincin siklopentana. Perbedaan jenis steroid yang satu
dengan steroid yang lain terletak pada gugus fungsional
yang diikat oleh ke-empat cincin ini dan tahap oksidasi
tiap-tiap cincin.
Steroid terdiri atas beberapa
Kelompok senyawa dan penegelompokan ini didasarkan pada efek fisiologis yang
diberikan oleh masing-masing senyawa. Kelompok-kelompok itu adalah sterol,
asam- asam empedu, hormon seks, hormon adrenokortikoid, kortisol,
hormon estrogen, hormon testosteron, aglikon kardiak dan sapogenin.
Kolesterol
adalah jenis lemak yang paling dikenal oleh masyarakat. Kolesterol merupakan
komponen utama pada struktur selaput sel dan merupakan komponen utama sel otak
dan saraf. Kolesterol merupakan bahan perantara untuk pembentukan sejumlah
komponen penting seperti vitamin D (untuk membentuk & mempertahankan tulang
yang sehat), hormon seks (contohnya Estrogen & Testosteron) dan asam empedu
(untuk fungsi pencernaan). Pada dasarnya, hormon steroid merupakan perubahan
struktur dasar kimiadari kolesterol.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar